Rabu, 30 November 2011

"Memotong" Generasi Karyawan

Sebuah pekerjaan besar, yaitu "memotong" generasi karyawan. Tidak mudah memang, tetapi sebuah langkah kecil harus dilakukan agar menjadi arus utama yang dapat merubah mindset "nak, kelak kamu akan bekerja di mana?" menjadi "nak kelak akan berbuat apa". 

Muharram tiba...Ayo tingkatkan Kepedulian

Alhamdulillah...setelah beberapa hari berkutat dengan kegiatan persiapan, pelaksanaan...akhirnya selesai juga rangkaian acara menyambut Muharram yang di selenggarakan oleh FKMGCC bekerja sama dengan DKM Al-Ikhlas Blok F dan SDIT Wirausaha Indonesia.

Rangkaian acar tersebut adalah :
- Sabtu, 26 Nopember 2011 : Karnaval Anak Muslim yang pesertanya seluruh siswa TK/TPA/Paud se GCC
- Sabtu, 26 Nopember 2011, malam harinya : Tabligh Akbar dan Santunan Anak Yatim
- Ahad, 27 Nopember 2011, esok harinya : Bakti Sosial Bekam Masal

Kebahagiaan sesungguhnya adalah kita mau dan mampu memberi kepada pihak yang membutuhkan. Alhamdulillah proses "memberi" sudah terlaksana dengan baik. mudah-mudahan seluruh amal kami merupakan amal ibadah yang dengannya Allah berkenan memasukannya kita semua ke dalam Syurga-Nya. Amiiin. 

Jumat, 25 November 2011

Mengapa Sekolah Wirausaha?

Beberapa alasan mendasar mengapa kami memilih mendirikan lembaga yang mendedikasikan diri pada pengembangan jiwa wirausaha adalah, sebagai berikut:

1.   Perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadi umat terbaik dalam berbagai aspeknya merupakan “ruh” dari semangat kami mendirikan lembaga pendidikan ini. 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqoroh:109)
2.   Perintah Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya: “Tidaklah seorang muslim yang membuka suatu ladang atau menanam tanaman, lalu ada burung atau manusia atau hewan ternak yang memakannya, melainkan itu semua dianggap sebagai sedekah baginya” (HR.Muttafaq ‘Alaih).
3.   Rasulullah Sallallaahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya merupakan contoh terbaik bagi perwujudan atas praktik kewirausahaan, beliau dan para sahabatnya adalah teladan sempurna entrepreneur.
4.    Masih sangat langkanya para pelaku usaha muslim sukses yang mengusung kebenaran dan keberkahan Islam serta memiliki peranan yang signifikan di Indonesia dan dunia.
5.   Belum ada lembaga pendidikan dasar yang mengkhususkan diri untuk mencetak para kader dakwah sekaligus pengusaha-pengusaha tangguh yang memiliki keluasan tsaqofah iqtishodiyah dan salimul akidah.
6.   Dengan wirausaha kita dapat membuka jalan bagi terbukanya peluang kerja-peluang kerja baru di tengah membludaknya angkatan kerja baru setiap tahunnya.
7.   Wirausaha merupakan salah satu jalan bagi terciptanya kehidupan ekonomi yang sehat, berkelimpahan dan penuh keberkahan.(Ais Z)

Kamis, 24 November 2011

Kok SDIT Wirausaha ya? Bisnis Banget?...

Judul di atas adalah pertanyaan beberapa teman yang surprise dengan nama sekolah yang sedang kami bangun, SDIT WIRAUSAHA INDONESIA. Dalam beberapa laman terdahulu, saya sudah mengungkapkan alasan kenapa kami mendirikan SDIT yang mengajarkan wirausaha sejak dini, baik alasan secara syar'iy maupun alasan tuntutan zaman.

Secara singkat saya ingin mengatakan bahwa, saat ini Indonesia masih sangat kekurangan pelaku wirausaha. Apabila pelaku wirausaha di Indonesia ditetapkan minimal sebesar 2% dari total penduduknya, maka saat ini di Indonesia pelaku usaha hanya kurang dari 0,18% artinya masih kurang 1,82% lagi. Di negara-negara maju, mereka mengalami kemakmuran ekonomi dengan jumlah pelaku usaha 2% dari total penduduknya. 

Pertumbuhan peluang kerja dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja baru sangat tidak sebanding. Belum lagi angkaran kerja yang tahun-tahun sebelumnya yang belum terserap pada peluang pekerjaan yang ada.

Saya kira kita sepakat bahwa, pelaku wirausaha harus digenjot untuk mengurangi ketergantungan pada peluang pekerjaan yang tidak bertambah secara signifikan.

Wirausaha tidak lepas dari jiwa yang harus ditumbuhkan. Saat yang paling ampuh dalam menumbuhkan jiwa wirausaha adalah dengan cara menumbuhkannya sejak usia kanak-kanak atau usia dini. Jiwa wirausaha tidak bisa ditumbuhkan kepada orang-orang yang sejak kecil sudah ditanamkan untuk menjadi karyawan atau orang gajian.

Mindset kewirausahaan harus dikenalkan dan ditanamkan sejak memori mereka masih terbuka dan lebih mudah untuk dibentuk. Masa-masa kanak-kanak atau usia sekolah dasar atau taman kanak-kanak lah yang paling tepat untuk mengajarkannya.

Memang sudah menjadi kewajiban kami selaku pendiri sekolah ini untuk secara terus menerus memberikan proses edukasi kepada masyarakat bahwa masa kanak-kanaklah yang paling tepat untuk memasukkan nilai-nilai wirausaha yang syarat dengan keteladanan Rasulullah SAW. Masuk SDIT WIRAUSAHA INDONESIA merupakan hal yang tidak terelakkan lagi manakala anak-anaknya ingin menjadi seorang pengusaha yang memiliki keimanan yang kokoh dan jiwa wirausaha yang kuat.

Rabu, 23 November 2011

Melatih Wirausaha Sejak Kanak-Kanak

Faktor lingkungan mempunyai peran yang signifikan dalam pembentukan jiwa kewirausahaan. Di antara beberapa faktor lingkungan yang berperan besar dalam membentuk jiwa kewirausahaan adalah budaya. Tatkala kewirausahaan dianggap mulia dalam sistem nilai sebuah budaya, seorang wirausahawan mendapat tempat terhormat dalam budaya tersebut. Budaya tersebut akan menjadi ‘tempat diproduksinya’ para wirausaha.

Peranan Keluarga dalam menumbuhkan jiwa Kewirausahaan
Di samping faktor di atas, terdapat faktor sosiologis yang mendorong berkembangnya jiwa kewirausahaan. Salah satunya adalah tanggungjawab keluarga yang memainkan peranan penting dalam menghasilkan keputusan untuk memulai usaha sendiri.
Menumbuhkan jiwa wirausaha akan lebih efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Lihatlah misalnya di China, mereka sudah mendidikan anak-anaknya sejak usia kanak-kanak untuk menjadi wirausaha. Lihat juga di Jepang, Arab Saudi, India dan lain-lain.
Dalam beberapa kesempatan, Presiden SBY memberikan arahan mengenai pentingnya mengajarkan wirausaha sejak masa kanak-kanak.
Jusuf Kalla (VIVAnews, 26/2/2011) mengatakan, mental menjadi pengusaha sudah dimilikinya sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Dalam kesempatan sama, ia juga mengatakan menjadi pengusaha haruslah memiliki mental yang baik, cerdas dan kreatif, rajin bangun pagi, memiliki semangat, pandai menguasai masalah, memiliki jiwa pantang mundur dan percaya diri.
Seorang pengusaha Real-Estate papan atas, Ciputra (Kompasiana, 12/1/2009) mengatakan bahwa mental wirausaha harus dilatih sejak masih kecil. Hal ini senada dengan permintaan yang disampaikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar (Kominfo-Newsroom, 27/2/2011) yang meminta lembaga pendidikan, untuk memperkenalkan dan mengajarkan wirausaha sejak dini.
Tanggungjawab, kreativitas dan mampu mengambil keputusan adalah sifat yang akan muncul pada anak jika jiwa wirausaha ditumbuhkan sejak dini. Sifat tersebut merupakan modal bagi keberhasilan hidup anak saat dewasa kelak. Ramalan beberapa ahli tentang gambaran masa depan dunia yang menuntut munculnya jiwa wirausaha pada tiap individu tak dapat disangkal lagi. Persaingan global antar bangsa yang tak mengenal batas antar negara menuntut setiap orang untuk kreatif memunculkan ide-ide baru. Maka mempersiapkan anak agar mempunyai jiwa wirausaha menjadi satu hal yang penting dilakukan oleh orangtua, sekolah dan lingkungannya.

Peranan Sekolah dalam Menumbuhkan jiwa Kewirausahaan
Selain itu, peran lingkungan, misalnya guru, juga berpengaruh terhadap pembentukan karakter atau kepribadian anak. Mereka bisa berperan dalam membuat anak agar bisa menjadi seorang entrepreneur. Untuk itu, guru harus kreatif dalam mengajar dan membuat soal.
Guru harus memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpikir alternatif. Memberikan pendidikan bagi anak adalah hal yang sangat penting dan rumah merupakan sekolah pertama dan orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Tidak ada salahnya jika memberikan pendidikan entrepreneur dan menjadi mandiri bagi anak sejak kecil. Perlu dibangun kebiasaan antara orang tua dan anak. Orang tua harus menghargai apa yang telah anak lakukan. Sering sekali orang tua memiliki hubungan yang kaku dengan anak. Seringkali marah jika anak melakukan kesalahan, namun hanya diam saja saat anak memiliki prestasi atau melakukan sesuatu yang membanggakan.(Ais Z).

Rabu, 02 November 2011

Mensikapi Kegagalan Bisnis

Orang bijak mengatakan, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Kegagalan adalah kesempatan dengan mana kita belajar lebih banyak untuk meraih kesuksesan. Kegagalan pulalah yang membuat kita merasakan kebahagiaan luar biasa ketika usaha kita untuk meraih keberhasilan tercapai.

Tanpa kegagalan, maka tidak ada yang namanya keberhasilan. Tolok ukur keberhasilan adalah dikarenakan adanya kegagalan. Kegagalan kadang menyakitkan hati, namun apabila kita memandangnya dari sudut kesempatan maka kegagalan sesungguhnya ketidakmampuan kita dalam memanfaatkan satu atau lebih peluang yang tersedia. Artinya, masih tersedia banyak peluang lagi apabila kita masih menginginkannya.

Ibarat kita belajar naik sepeda, maka sudah lumrah apabila awalnya kita sering jatuh. Namun apabila jatuhnya kita dalam belajar naik sepeda kemudian membuat kita kapok dan tidak mau belajar lagi, maka kita tidak bisa naik sepeda untuk selamanya. Untungnya kita tidak merasa kapok untuk terus belajar naik sepeda, yang pada akhirnya kita bisa menikmati untuk mengendarai sepeda sendiri.

Dalam hal memandang dan mensikapi kegagalan yang kita alami, setidaknya dua pandangan positif ini dapat membantu kita menemukan jatidiri yang sesungguhnya, yaitu :

§  Pandangan pertama, kegagalan adalah kesempatan untuk belajar lebih baik. Kebanyakan orang memandang kegagalan tidak memiliki nilai sama sekali. Sehingga mereka akan berfikir berhenti lebih cepat dalam meraih tujuan-tujuan yang telah dirancangnya.  Banyak hal baru yang bisa kita pelajari dengan adanya kegagalan untuk merencanakan pencapaian yang lebih baik.

§  Pandangan kedua, kegagalan tidak ada kaitannya dengan jumlah. Artinya adalah berapapun jumlah kegagalan yang kita alami, bukan pertanda bahwa seseorang telah kehilangan cita-citanya. Untuk mencapai tangga kesuksesan bukanlah tentang jumlah kegagalan yang kita alami, namun harus selalu dikondisikan agar jumlah bangkit minimal satu kali lebih banyak dibandingkan jumlah gagalnya. Hal ini disebabkan, setiap kebangkitan atas kegagalan adalah kesempatan untuk untuk menemukan cara-cara baru dan kesempatan lebih ahli dalam mengantisipasi setiap faktor kegagalan yang akan menghadang. (Ais Z). 

Selasa, 01 November 2011

Membiasakan Berfikir Positif

Memupuk kebiasaan berpikir positif merupakan hal penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha. Sebagaimana diketahui bahwa tak seorangpun pebisnis sukses di dunia ini yang tidak pernah gagal.

Disamping profesional, memiliki etos kerja dan dedikasi yang tinggi, mereka juga selalu mampu bangkit ketika mengalami kebangkrutan atau kegagalan usaha. Bila kita selalu dapat berpikir positif, tentu saja kita juga mampu menjadikan setiap kegagalan sebagai motivasi untuk terus bergerak maju. (Ais Z)

Tingkatkan Kemampuan Berkomunikasi...

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi menjadi bagian penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha. Sebab kemampuan berkomunikasi ini sangat penting untuk menggali informasi dari target pasar tentang produk atau jasa yang sangat diinginkan sekaligus untuk menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik dengan pelanggan. Bila kita sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen, lalu menjalin komunikasi dengan baik, menghargai, dan bersikap sopan terhadap mereka, maka dengan sendirinya para pelanggan akan selalu setia menggunakan produk atau jasa kita bahkan ikut mempopulerkan bisnis kita.
Meningkatkan daya kreatifitas merupakan salah satu cara bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan, yaitu mengubah sesuatu yang biasa menjadi komoditas yang bernilai tinggi dan mengguncang pasar. Mengembangkan keterampilan dan ilmu pengetahuan dari buku-buku atau sumber informasi lainnya serta aktif memodifikasi bagian-bagian yang diperlukan sangat penting untuk menciptakan terobosan baru untuk produk, iklan, maupun mencari pelanggan. Kreatifitas menjadikan usaha yang kita rintis tidak pernah mengenal krisis. (Ais Z).