Rabu, 31 Agustus 2011

ANATOMI ENTREPRENEUR



Kalau kita amati secara seksama, setidaknya ada tiga anatomi entrepreneur yakni knowledge atau pengetahuan, passion atau keinginan, dan fire atau semangat. Tiga hal inilah yang harus terus di pupuk dan harus ada di diri seorang entrepreneur. Hal tersebut juga yang meyakinkan bahwa tidak ada unsur fisik secara langsung untuk menghantarkan seseorang di kantor untuk sukses menjadi seorang enterpreneur. Seorang enterpreneur juga harus tahan dengan godaan bernama keluh kesah dan harus siap mengevaluasi dan di evaluasi baik diri maupun kinerjanya.
Untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan entrepreneurship, seseorang perlu melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaanya selama ini. Sesuatu yang telah menjadi kebiasaan pasti dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman oleh orang tersebut. Untuk menjadi pribadi yang lebih berkembang dan berjiwa entrepreneur, seseorang perlu melakukan hal yang tidak biasa dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mencoba hal yang tidak biasa akan menciptakan ide yang semakin kreatif. Selain itu dalam  meningkatkan jiwa wirausaha yang mampu berdaya saing, seseorang harus berusaha seimbang dalam menyelesaikan masalah karena tidak bisa dipungkiri pasti terdapat perbedaan pendapat dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh karenanya, seorang entrepreneur yang baik akan bisa menempatkan dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bijaksana.

Memupuk kemampuan mencetak laba adalah bagian dari upaya-upaya menumbuhkan jiwa wirausaha. Untuk itu kita harus belajar tentang bagaimana melakukan pemasaran yang baik dan juga meningkatkan kedisiplinan dalam melakukan manajemen keuangan. Sebab dalam dunia usaha, keuntungan sekecil apapun sangat penting untuk memperkuat stabilitas sekaligus untuk melakukan ekspansi usaha.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang juga mencakup bagaimana menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan selalu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, cukup berolahraga dan istirahat. Hal ini diperlukan karena pada tahap awal berwirausaha membutuhkan energi yang cukup tinggi, ketahanan mental, dan motivasi yang besar, sehingga sangat membutuhkan kebugaran fisik. Apalagi tentu saja kita tidak mungkin bisa menikmati hasil usaha, apabila kita sendiri sakit.

Seorang calon wirausaha harus melatih diri untuk menciptakan dan memperbarui visi serta merencanakan tindakan dan pencapaian, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Kemampuan menciptakan visi akan membuat kita mampu mengukur tingkat kemajuan, melakukan langkah-langkah perbaikan, mengurangi hambatan maupun dampak negatif, serta memaksimalkan keuntungan. Keahlian menciptakan dan memperbarui visi akan sangat kita perlukan jika ingin usaha yang kita jalankan terus mengalami perkembangan.

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan berarti juga harus meningkatkan kemampuan berorganisasi, yaitu menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula. Dalam hal ini, dapat dimulai dengan membuat jadwal yang teratur dan disiplin menjalankan jadwal tersebut dan berteman dengan orang-orang yang memberi inspirasi dan teladan mulia. Latihan semacam itu potensial menjadikan kita mampu mengorganisasi usaha dan memastikan usaha terus tumbuh berkembang dan berekspansi.

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi menjadi bagian penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha. Sebab kemampuan berkomunikasi ini sangat penting untuk menggali informasi dari target pasar tentang produk atau jasa yang sangat diinginkan sekaligus untuk menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik dengan pelanggan. Bila kita sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen, lalu menjalin komunikasi dengan baik, menghargai, dan bersikap sopan terhadap mereka, maka dengan sendirinya para pelanggan akan selalu setia menggunakan produk atau jasa kita bahkan ikut mempopulerkan bisnis kita.
Meningkatkan daya kreatifitas merupakan salah satu cara bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan, yaitu mengubah sesuatu yang biasa menjadi komoditas yang bernilai tinggi dan mengguncang pasar. Mengembangkan keterampilan dan ilmu pengetahuan dari buku-buku atau sumber informasi lainnya serta aktif memodifikasi bagian-bagian yang diperlukan sangat penting untuk menciptakan terobosan baru untuk produk, iklan, maupun mencari pelanggan. Kreatifitas menjadikan usaha yang kita rintis tidak pernah mengenal krisis.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Jiwa Wirausaha: dari Irasional menjadi Rasional


Alat-alat yang saat ini sangat kita pergunakan adalah sesuatu yang dahulu merupakan impian beberapa orang yang memiliki tekad sangat kuat dan irasional ketika itu. Contohnya adalah mobil. Dahulu mobil tidak terbayangkan dan hanya khayalan belaka. Dalam bayangan banyak orang, mobil adalah semacam gerobak yang ditarik oleh kuda, anjing, keledai atau hewan lain.

Begitu juga dengan pesawat terbang. Ketika itu bahkan tidak banyak orang yang berani kerkhayal ada besi bisa terbang ke angkasa. Bola lampu adalah sesuatu yang sangat menakjubkan kita nikmati saat ini, padahal ketika itu sang penemu dikatakan sebagai idiot bahkan gila. Peralatan yang dahulu dianggap irasional, saat ini menjadi rasional dan sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia. 

Jumat, 19 Agustus 2011

Wirausaha Menurut Ahli

Para pakar mengungkapkan hakekat mengenai kewirausahaan dengan sudut pandang yang berbeda-beda (Triton PB, 2007) :
a. Ahmad Sanusi (1994), kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diimplementasikan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis. 

b. Soeharto Prawiro (1997) mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha.
c. Zimmerer (1996) mengungkapkan kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha.

Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu usaha memenangkan persaingan dengan cara meningkatkan keunggulan dari hasil penciptaan nilai tambah dengan mengkombinasikan sumber daya-sumber daya yang ada melalui sautu cara yang baru dan berbeda dari yang sebelumnya.

Senin, 15 Agustus 2011

Siapa berperan menumbuhkan Wirausaha pada Anak?

Tanggungjawab, kreativitas dan mampu mengambil keputusan adalah sifat yang akan muncul pada anak jika jiwa wirausaha ditumbuhkan sejak dini. Sifat tersebut merupakan modal bagi keberhasilan hidup anak saat ia dewasa. Ramalan beberapa ahli tentang gambaran masa depan dunia yang menuntut munculnya jiwa wirausaha pada tiap individu tak dapat disangkal lagi. Persaingan global antar bangsa yang tak mengenal batas antar negara menuntut setiap orang untuk kreatif memunculkan ide-ide baru. Maka mempersiapkan anak agar mempunyai jiwa wirausaha, agaknya jadi satu hal yang penting dilakukan oleh orangtua, sekolah dan lingkungannya.

Wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan banyak kreativitas. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.

Wirausaha Sejak Dini (2)

Akibat krisis finansial global yang diikuti pemutusan hubungan kerja (PHK), pengangguran di Indonesia mengalami kenaikan. Data Organisasi Buruh Dunia (ILO) pada 2009 (Agus Wibowo, Harian Bisnis Bali 16 Januari 2009), menyebutkan sektor industri / usaha menyumbang sedikitnya 170.000 hingga 650.000 orang pengangguran. Jumlah itu bisa makin meningkat pesat akibat tidak stabilnya sejumlah industri inti, yang bakal turut mempengaruhi ratusan industri pendukung. Sebagai contoh adalah industri garmen yang membutuhkan pemasok bahan baku kain, benang, bahan kimia, logistik, sampai komponen mesin yang disebut subkontraktor. Demikian juga industri otomotif dengan jaringan pemasok komponen serta industri pulp dan kertas.
Fenomena pengangguran akibat PHK, tentu saja menimbulkan keprihatinan kita semua. Apalagi, mendekati pelaksanaan pemilihan umum (PEMILU) 2014 di mana suhu politik semakin memanas.
Tingginya angka pengangguran tersebut, selain berbanding lurus dengan tindak kriminalitas, maka dapat dikhawatirkan akan digunakan oleh oknum tertentu untuk menciptakan konflik dan disintegrasi bangsa.
Sudah semestinya jika seluruh elemen bangsa mensikapi persoalan pengangguran secara jernih, sambil memikirkan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Salah satu cara mengatasi persoalan pengangguran adalah masyarakat perlu ditumbuhkan semangat dan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Jiwa dan semangat kewirausahaan ini, sangat penting dalam menentukan kemajuan perekonomian suatu negara. Bukan hanya ketepatan prediksi dan analisis yang tepat, tetapi juga merangsang terjadinya invensi dan inovasi penemuan -penemuan baru yang lebih efektif bagi pertumbuhan ekonomi.
Jiwa Wirausaha atau Entrepreneur pada dasarnya adalah mencari upaya menciptakan nilai tambah, dengan menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkannya.
Sifat-sifat kewirausahaan seseorang dan jiwa wirausaha dibentuk oleh atribut-atribut personal dan lingkungan. Faktor lingkungan mempunyai peran yang signifikan dalam pembentukan jiwa kewirausahaan. Salah satu faktor lingkungan yang berperan besar dalam membentuk jiwa kewirausahaan adalah budaya. Tatkala kewirausahaan dianggap mulia dalam sistem nilai sebuah budaya, seorang wirausahawan mendapat tempat terhormat dalam budaya tersebut. Budaya tersebut akan menjadi ‘produsen’ wiraswasta.
Di samping faktor di atas, terdapat faktor sosiologis yang mendorong berkembangnya jiwa kewirausahaan. Salah satunya adalah tanggungjawab keluarga yang memainkan peranan penting dalam menghasilkan keputusan untuk memulai usaha sendiri.
Menurut Pinchot 1988 (Agus Wibowo, Harian Bisnis Bali 16 Januari 2009), kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan kemampuan untuk menginternalisasikan bakat rekayasa dan peluang yang ada. Seorang entrepreneur akan berani mengambil resiko, inovatif, kreatif, pantang menyerah, dan mampu menyiasati peluang secara tepat.
Setidaknya dua cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan yaitu pembiasaan dalam keluarga dan melalui pendidikan sejak dini.

Minggu, 14 Agustus 2011

Rencana Pembukaan SDIT Plus Wirausaha Indonesia

Dengan izin Allah, tahun 2012 dibukanya Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Plus Wirausaha Indonesia. Plus yang kami maksud adalah pengajaran manajemen dan wirausaha sangat ditekankan sesuai dengan tingkat umur dan penalaran mereka. 

Kami memohon doa dari segenap kaum muslimin agar usaha (yang insya Allah) mulia ini mendapat Ridho, Berkah dan Kemudahan dari Allah SWT. Amiin.

Wirausaha, Sejak Dini (1)



Menumbuhkan jiwa wirausaha tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu yang relatif singkat, terburu-buru apalagi tanpa perencanaan yang baik dan matang. Karena disamping menumbuhkan jiwa wirausaha bagi orang yang sudah dewasa, ternyata akan lebih efektif apabila jiwa wirausaha sudah ditanamkan sejak usia dini. Lihatlah misalnya di China, mereka sudah mendidikan anak-anaknya sejak usia kanak-kanak untuk menjadi wirausaha. Lihat juga di Jepang, Arab Saudi, India dan lain-lain.

Jusuf Kalla (VIVAnews, 26/2/2011) mengatakan, mental menjadi pengusaha sudah dimilikinya sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Dalam kesempatan sama, ia juga mengatakan menjadi pengusaha haruslah memiliki mental yang baik, cerdas dan kreatif, rajin bangun pagi, memiliki semangat, pandai menguasai masalah, memiliki jiwa pantang mundur dan percaya diri.

Seorang pengusaha Real-Estate papan atas, Ciputra (Kompasiana, 12/1/2009) mengatakan bahwa mental wirausaha harus dilatih sejak masih kecil. Hal ini senada dengan permintaan yang disampaikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar (Kominfo-Newsroom, 27/2/2011) yang meminta lembaga pendidikan, termasuk pesantren, untuk memperkenalkan dan mengajarkan wirausaha sejak dini. (Diambil dari buku : "MANAJEMEN WIRAUSAHA" yang ditulis oleh : Ais Zakiyudin, yang insya Allah akan terbit pada bulan Oktober 2011)