Salah satu dari tujuan yang ada dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015 serta bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah peradaban satu negara adalah majunya pendidikan. Berdasarkan data, mengenai pendidikan, pada data tahun 2008 tercatat angka 94,7% anak laki-laki dan perempuan masuk sekolah dasar. Namun, perbedaan antar
daerah satu dengan daerah yang lainnya masih cukup tinggi, yaitu dari 89,31% untuk Aceh hingga 86,91% untuk Papua. Semenjak 18 tahun yang lalu pada implementasi wajib belajar 9 tahun melalui Inpres Nomor 1 tahun 1994 terlihat sepertinya pemerintah masih harus mengevaluasi program ini, meski pada kenyatannya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tamat pada jenjang pendidikan dasar. Permasalahan semakin muncul dengan adanya banyak program yang akan dibahas pada makalah ini mulai dari SMP Terbuka, SD-SMP satu atap, RSBI, Ujian Nasional, sertifikasi guru dan pendidik dan masih banyak lagi. Salah satu strategi dan inovasi dalam pendidikan yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai peran teknologi informasi dan komunikasi pada kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dipisahakan, terkadang penggunaanya sangat membantu dan juga terkadang menjadikan tertinggal karena terlalu cepatnya perkembangannya, khususnya jika jenjang kualifikasi yang dimiliki masyarakatnya rendah.
Bagaimana kita bisa menyikapi perkembangan teknologi informasi terlebih lagi untuk masyarakat yang ada di Indonesia pada 3 hingga 5 tahun ke depan, pertanyaan yang timbul kapankah terwujudnya percepatan serta keberhasilan dalam pendidikan untuk realisasi MDGs di Indonesia? Jawabannya sangat tergantung pada seberapa besar usaha dan kepedulian seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama dengan pemerintah agar bisa mencapai tujuan dan realisasi yang tertuang dalam MDGs pada 3 tahun lagi menuju 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan posting komentar Anda, insya Allah berguna...