Allah SWT berfirman: "Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al Jum’ah 2).
Ayat di atas menggambarkan betapa Nabi Muhammad saw. yang berasal dari bangsa Arab yang buta huruf diutus oleh Allah SWT membawa misi perubahan dengan pendidikan Islam untuk menghasilkan bangsa yang baru, yang maju, bahkan yang terbaik di antara umat manusia (QS. Ali Imran 110).
Proses pendidikan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. dengan membacakan ayat-ayat Al Quran kepada kaum yang buta huruf, tidak pandai baca tulis, maupun menghitung, yang terbelakang dan diliputi kebodohan jahiliyah. Dengan ayat-ayat mukjizat itu Rasulullah saw. membersihkan hati dan pikiran mereka dari noda-noda syirik dan jahiliyah, serta mengajarkan kepada mereka hukum-hukum halal haram dalam seluruh aspek kehidupan sehingga terjadi perubahan dan pembangunan bangsa yang luar biasa.
Ya, Bangsa Arab yang jahiliyah berubah menjadi umat Islam yang berpengetahuan. Bangsa Arab yang terbelakang berubah menjadi umat Islam yang mampu meruntuhkan imperium Persia dan memukul mundur imperium Rumawi sampai ke Konstantinopel. Hanya dalam tempo 28 tahun setelah turunnya ayat Al Quran yang pertama (QS. Al Alaq 1-5) umat Islam berkuasa atas dunia (QS. An Nuur 55) pada masa Khalifah Umar bin Al Khaththab pada tahun 15H.
Umat Islam mempelopori kemajuan peradaban dunia
Dengan menguasai dunia, menerapkan syariah secara kaffah, dan pengagungan ilmu yang luar biasa, umat Islam menjadi pelopor peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat bahwa ilmu-ilmu sains Yunani diterjemahkan, dianalisis, dan dikembangkan oleh para ulama kaum muslimin. Banyak penemuan dilakukan oleh para ilmuan muslim sepanjang kemajuan peradaban Islam dan kejayaan kekuasaan Khilafah Islamiyyah.
Kalau hari ini dengan teleskop kita bisa mengintip gerakan planet, bintang, dan galaksi; berbagai kejadian di seluruh dunia bisa dilaporkan melalui TV oleh para reporter dan kameraman; kejadian apapun di mall dan kantor bisa direkam oleh CCTV; itu semua tidak lepas dari jasa ilmuwan muslim Al-Hasan Ibnu al-Haitham (965-1039 M) yang menemukan kamera obscura. Perkembangan teknologi IT yang demikian luar biasa yang mampu mendekatkan manusia dengan media sosial seperti facebook dan twitter serta website dan juga berbagai sistem perhitungan untuk design mobil dan pesawat serta berbagai peralatan canggih, semua berkat teknologi komputasi yang luar biasa yang dasarnya menggunakan sistem biner, yakni bilangan 0 dan 1. Dan bilangan nol adalah temuan ilmuwan muslim al-Khawarizmi (780 M). Tak terbayangkan oleh kita, apa jadinya jika tidak ditemukan bilangan nol dan peradaban manusia masih berdasar pada angka Rumawi. Maha benar Allah SWT yang telah berfirman: “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujaadilah 11).
Tujuan Sistem Pendidikan Islam Untuk membangun suatu bangsa atau umat agar menjadi bangsa dan umat yang unggul di dunia, diperlukan strategi pendidikan yang tepat, yang memiliki tujuan mulia melahirkan generasi unggulan(khairu ummah).
Dalam perspektif Islam, negara harus menetapkan bahwa tujuan pendidikan bangsa atau umat adalah:
Pertama, membangun kepribadian bangsa dan umat dengan kepribadian Islam yang istimewa (as syakhshiyyah al Islamiyyah al mutamayyizah). Kepribadian Islami yang istimewa terbentuk dengan menanamkan aqidah Islamiyyah di hati setiap insan peserta didik, dan memenuhi hati (qalbu) mereka dengan berbagai ayat Al Quran seputar aqidah Islamiyyah, baik tentang iman kepada keesaan dan kekuasaan Allah SWT, pencipta manusia, kehidupan, dan seluruh alam semesta, keimanan kepada kiamat, kebangkitan manusia setelah mati, pengumpulan dan persidangan di padang mahsyar, penghitungan dan penimbangan amal, hingga kenikmatan penghuni surga (ahlul jannah) maupun kesengsaraan penghuni neraka (ahlun naar). Aqidah Islamiyyah inilah yang akan menghidupkan hati (qalbu) setiap muslim sehingga akan terus gemar membaca dan mempelajari Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw, yang menerangkan tentang berbagai perkara terkait dengan aqidah Islamiyyah dan hukum halal-haram. Aqidah Islamiyyah yang diikat oleh hati (qalbu) setiap muslim ini akan menjadi asas berfikirnya sehingga dia memiliki cara berfikir Islami (al aqliyyah Islamiyyah), dan akan menjadi asas pengatur tingkah lakunya sehingga dia memiliki cara pengendalian diri Islami (an nafsiyyah Islamiyyah).
Dengan cara berfikir Islami, yakni mememahami dan memutuskan hukum suatu fakta (benda/perbuatan) dengan perspektif Islam, seorang muslim akan memiliki pemahaman Islam(mafahim Islamiyyah). Dan dengan pemahaman Islam itulah dia mengendalikan perilakunya agar senantiasa Islami, yakni sesuai dengan hukum syariah.
Kedua, membekali bangsa dan umat yang dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan agar kelak menjadi ulama-ulama yang ahli dalam berbagai kehidupan, baik dalam bidang ilmu-ilmu Islam(tsaqafah Islamiyyah) seperti ahli dalam bidang fiqh, ijtihad, qadla, tafsir, hadits, dan lain-lain, maupun ahli dalam bidang sains eksperimental (al ulum at tajribiyyah) seperti kimia, fisika, kedokteran, teknik mesin, otomotif, teknik pesawat terbang/aeronautika, teknik komputer, teknik informasi, dan lain-lain. Dengan keahlian-keahlian di atas maka bangsa dan umat ini akan menjadi unggul di dunia, mandiri, dan berpengaruh, bukan menjadi bangsa pembebek dan pengekor apalagi antek bangsa dan umat lain.
Strategi Pendidikan Islam
Untuk mencapai tujuan di atas perlu disusun strategi sistem pendidikan oleh negara sebagai berikut:
1. Memperkuat nuansa imani dalam kehidupan umat dengan menyemarakkan kegiatan sholat jamaah, shiyam Ramadhan, hari raya, ibadah qurban, haji, dan lain-lain dan penerapan syariat dalam bidang pakaian, makanan, akhlak, muamalah ekonomi, penerapan hudud dan qishash, penggiatan tabligh, taklim, dan amar makruf nahi mungkar, hingga jihad fi sabilillah.
2. Menyusun kurikulum yang diterapkan seluruh sekolah dengan materi pelajaran yang memenuhi tujuan pendidikan Islam di atas, yakni membangun kepribadian Islam, menyiapkan bekal menjadi ulama Islam, dan menyiapkan bekal menjadi ahli-ahli dalam bidang sains dan teknologi untuk menguasai kehidupan.
3. Menyiapkan guru-guru berkepribadian Islam istimewa, yang menguasai Al Quran dan As Sunnah serta berbagai bidang ilmu yang menjadi tanggung jawabnya untuk menjalankan kurikulum serta sabar dan arif bijaksana dalam mendidik para siswa.
4. Menetapkan metode pengajaran fikriyyah, yakni pengajaran oleh guru dengan penyampaian yang mengaktifkan kemampuan berfikir siswa untuk memahami persoalan dengan mengikatkan fakta materi pelajaran dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta itu. Jadi tidak pernah disampaikan sebuah informasi tanpa mengajak para siswa untuk memahami faktanya. Atau memberikan gambaran yang mendekatkan kepada fakta yang dibahas. Sebagai contoh, ketika menerangkan ayat tentang darah haid sebagai penyakit, dan larangan seorang suami menyetubuhi istri saat haid ( QS. Al Baqarah 222) perlu dihubungkan dengan informasi kedokteran bahwa gerakan dzakar pada saat berhubungan suami istri di masa haid juga bisa menjadi pemicu terjadinya gelembung udara ke pembuluh darah yang terbuka yang masuk ke dalam pembuluh darah, maka akan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan bisa mengakibatkan mati mendadak.
5. Membangun perpustakaan, laboratorium, dan pusat-pusat bahasa Arab/ Inggris dan ilmu pengetahuan serta menyediakan ulama-ulama pembimbing untuk mendukung pengembangan ilmu.
6. Menyelenggarakan sekolah dan universitas dengan sistem bebas biaya sebagai layanan pemerintah terhadap kebutuhan kolektif masyarakat dan kemudahan penyediaan SDM handal yang berkepribadian Islam, cerdas, terampil, produktif, dan kreatif, untuk memperkuat posisi tawar bangsa dan umat.
7. Menarik minat belajar, menuntut ilmu, dan mengembangkan ilmu dengan membeli hak paten para ilmuwan untuk disedekahkan secara gratis kepada masyarakat atau temuan teknologi terapan yang diadopsi industri BUMN untuk diproduksi dan dijual murah kepada masyarakat.
Dengan tujuh strategi di atas insyaallah pendidikan bangsa dan umat ini bisa diarahkan untuk benar-benar mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umat secara umum.Wallahua’lam!
Kedua, membekali bangsa dan umat yang dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan agar kelak menjadi ulama-ulama yang ahli dalam berbagai kehidupan, baik dalam bidang ilmu-ilmu Islam(tsaqafah Islamiyyah) seperti ahli dalam bidang fiqh, ijtihad, qadla, tafsir, hadits, dan lain-lain, maupun ahli dalam bidang sains eksperimental (al ulum at tajribiyyah) seperti kimia, fisika, kedokteran, teknik mesin, otomotif, teknik pesawat terbang/aeronautika, teknik komputer, teknik informasi, dan lain-lain. Dengan keahlian-keahlian di atas maka bangsa dan umat ini akan menjadi unggul di dunia, mandiri, dan berpengaruh, bukan menjadi bangsa pembebek dan pengekor apalagi antek bangsa dan umat lain.
Strategi Pendidikan Islam
Untuk mencapai tujuan di atas perlu disusun strategi sistem pendidikan oleh negara sebagai berikut:
1. Memperkuat nuansa imani dalam kehidupan umat dengan menyemarakkan kegiatan sholat jamaah, shiyam Ramadhan, hari raya, ibadah qurban, haji, dan lain-lain dan penerapan syariat dalam bidang pakaian, makanan, akhlak, muamalah ekonomi, penerapan hudud dan qishash, penggiatan tabligh, taklim, dan amar makruf nahi mungkar, hingga jihad fi sabilillah.
2. Menyusun kurikulum yang diterapkan seluruh sekolah dengan materi pelajaran yang memenuhi tujuan pendidikan Islam di atas, yakni membangun kepribadian Islam, menyiapkan bekal menjadi ulama Islam, dan menyiapkan bekal menjadi ahli-ahli dalam bidang sains dan teknologi untuk menguasai kehidupan.
3. Menyiapkan guru-guru berkepribadian Islam istimewa, yang menguasai Al Quran dan As Sunnah serta berbagai bidang ilmu yang menjadi tanggung jawabnya untuk menjalankan kurikulum serta sabar dan arif bijaksana dalam mendidik para siswa.
4. Menetapkan metode pengajaran fikriyyah, yakni pengajaran oleh guru dengan penyampaian yang mengaktifkan kemampuan berfikir siswa untuk memahami persoalan dengan mengikatkan fakta materi pelajaran dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta itu. Jadi tidak pernah disampaikan sebuah informasi tanpa mengajak para siswa untuk memahami faktanya. Atau memberikan gambaran yang mendekatkan kepada fakta yang dibahas. Sebagai contoh, ketika menerangkan ayat tentang darah haid sebagai penyakit, dan larangan seorang suami menyetubuhi istri saat haid ( QS. Al Baqarah 222) perlu dihubungkan dengan informasi kedokteran bahwa gerakan dzakar pada saat berhubungan suami istri di masa haid juga bisa menjadi pemicu terjadinya gelembung udara ke pembuluh darah yang terbuka yang masuk ke dalam pembuluh darah, maka akan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan bisa mengakibatkan mati mendadak.
5. Membangun perpustakaan, laboratorium, dan pusat-pusat bahasa Arab/ Inggris dan ilmu pengetahuan serta menyediakan ulama-ulama pembimbing untuk mendukung pengembangan ilmu.
6. Menyelenggarakan sekolah dan universitas dengan sistem bebas biaya sebagai layanan pemerintah terhadap kebutuhan kolektif masyarakat dan kemudahan penyediaan SDM handal yang berkepribadian Islam, cerdas, terampil, produktif, dan kreatif, untuk memperkuat posisi tawar bangsa dan umat.
7. Menarik minat belajar, menuntut ilmu, dan mengembangkan ilmu dengan membeli hak paten para ilmuwan untuk disedekahkan secara gratis kepada masyarakat atau temuan teknologi terapan yang diadopsi industri BUMN untuk diproduksi dan dijual murah kepada masyarakat.
Dengan tujuh strategi di atas insyaallah pendidikan bangsa dan umat ini bisa diarahkan untuk benar-benar mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umat secara umum.Wallahua’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan posting komentar Anda, insya Allah berguna...