Gedung Smesco, Rabu, 2 Februari 2011. Para pengusaha kecil
sampai yang besar, para pejabat dari berbagai instansi, kepala daerah,
mahasiswa, hingga masyarakat umum, ikut ambil bagian dalam ajang
bertajuk gerakan kewirausahaan nasional. Agenda besar hari itu,
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi mencanangkan Gerakan
Kewirausahaan Nasional di Indonesia.
Sebagai
bagian dari Gerakan Kewirausahaan Nasional, Tim Koordinasi Nasional
Pengembangan Wirausaha Kreatif yang diketuai DR. Handito Hadi Joewono
menggelar Entrepreneur Summit 2011 (2 – 4 Februari 2011) ditempat yang
sama. Pameran kewirausahaan pun digelar. Seminar kewirausahaan dengan berbagai tema juga dilakukan. Para pengusaha besar pun turun gunung. Nama
besar seperti Ir. Ciputra dan Chairul Tanjung (Trans Corp/Para Group)
berbaur ditengah-tengah massa. Para kepala daerah, Bupati/Walikota dan
Gubernur, juga hadir di Smesco. Para menteri Kabinet Indonesia Bersatu
jilid II tidak ketinggalan mengambil peran. Bahkan
Ketua DPR, Ketua MPR, Ketua DPD, Ketua Komisi Yudisial, hingga Ketua
Mahkamah Konstitusi ikut menjadi saksi pencanangan Gerakan
Kewirausahaan Nasional.
SBY: Peluang Wirausaha Di Indonesia Masih Terbuka
Dalam
sambutannya, Presiden SBY mengatakan peluang menekuni dunia wirausaha
di Indonesia masih terbuka. Setidaknya, ada enam alasan yang diutarakan
presiden untuk menggambarkan besarnya peluang sukses berwirausaha di
Indonesia. Pertama, Indonesia memiliki sumber daya alam yang lebih
besar dibandingkan dengan banyak negara lain, termasuk negara tetangga.
Kedua, Indonesia
memiliki sumber daya manusia yang besar mengingat banyak penduduk masuk
dalam kelompok produktif. Ketiga, pereknomian tanah air saat ini sedang
mengalami pertumbuhan. Keempat, berbagai bidang usaha masih bisa
dikembangkan di seluruh daerah di Indonesia. Kelima, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin baik. Terakhir, pemerintah dan
seluruh dunia usaha ingin memberi bantuan kepada pengusaha rintisan,
misalnya dalam bentuk pelatihan, modal, pinjaman, dan KUR.
Presiden
juga mengatakan wirausaha merupakan pahlawan ekonomi rakyat. Sebab,
aktivitas usahanya dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga bisa
mengurangi tingkat pengangguran. Untuk itu, aktivitas usaha yang dapat
menciptakan lapangan kerja baru layak terus dikembangkan. Kesejahteraan
rakyat makin meningkat manakala kemiskinan tidak terus berkembang.
Kenapa masih ada orang miskin? Karena masih ada yang berpenghasilan
kecil atau tidak memiliki penghasilan. Mengapa seseorang tidak memiliki
penghasilan? Karena tidak punya pekerjaan. Karena itu, SBY mengatakan
wirausaha yang dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagai pahlawan
ekonomi rakyat. Mengutip data BPS tahun 2010 yang up date hingga saat
ini, SBY mengatakan, pengangguran di Indonesia berjumlah 8,32 juta
(7,14%).
Menurut
SBY, yang namanya wirausaha adalah seorang yang kreatif dan inovatif.
Mereka juga seorang yang berani melakukan hal yang baru, yang
sebelumnya belum ada, dibikin ada. Juga seorang yang berani mengambil
risiko apakah terobosannya, penemuannya, idenya, berhasil atau tidak
dikemudian hari. Wirausaha juga seorang yang aktif menemukan sesuatu,
berkarya bagi kemajuan hidupnya. Dalam konteks dunia ekonomi, seorang
wirausaha adalah yang menemukan produk/jasa yang baru, yang membuka
pasar yang tadinya belum ada, yang bisa memberikan nilai tambah
terhadap barang/jasa yang diproduksi selama ini. SBY juga mengatakan,
wirausaha tidak identik dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah.
Tapi hampir pasti, seorang wirausaha lahirnya dari aktivitas usaha
mikro, kecil, dan menengah.
Pada
kesempatan yang sama, SBY juga menganugerahkan penghargaan penggerak
kewirausahaan. Untuk kepala daerah terbaik dalam pengembangan
kewirausahaan antara lain Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Gubernur Jabar
Ahmad Heryawan, Gubernur Jatim Soekarwo, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin
Limpo, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Sedangkan Ir. Ciputra,
(pendiri Ciputra Global Entrepreneurship), Dirut Bank Mandiri Zulkifli
Zaini, Dirut Bogasari Baking School Werianty Setiawan, dan Presdir PT
Shell Indonesia Darwin Silalahi, tercatat sebagai penerima penghargaan
pembina kewirausahaan terbaik yang menggerakkan kewirausahaan. Penerima
penghargaan lembaga keuangan terbaik penggerak kewirausahaan adalah
BNI, Bank Nagari, Kospin Jasa, dan KSU Setiabudi Wanita Malang.
Penerima penghargaan wirausaha muda sukses adalah Achmad Rofiq (rumah
produksi animasi), Fauzan Hangriawan (lele sangkuriang), M. Asmui
Kammury (Javapuccino), Nur Kartika (nata de cassava), dan Ali Bagus
Antra. S (Bebek Garang).
Menkop & UKM: Program Untuk Melahirkan Lebih Banyak Wirausaha
Menurut
Menkop UKM Sjarifuddin Hasan, pencanangan GKN menandai telah dimulainya
program untuk melahirkan lebih banyak wirausaha baru di Indonesia.
Untuk dapat dikatakan sebagai negara maju, paling tidak diperlukan
jumlah wirausaha 2% dari total jumlah penduduk. Ia berharap jumlah
tersebut dapat dicapai melalui pencanangan GKN. “Jika angka itu
tercapai, bukan tidak mungkin jumlah pengangguran dan tingkat
kemiskinan dapat ditekan sehingga kesejahteraan rakyat dapat tercapai,”
ujarnya.
Menkop
UKM juga mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk mendukung GKN,
diantaranya program pengembangan sumberdaya manusia, peningkatan
program pembiayaan, dan pemasaran bagi calon wirausaha. Seluruh
kementerian bersinergi dengan BUMN, Perbankan, Organisasi Masyarakat,
dengan satu tujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan
eksistensi GKN. Program yang digulirkan pemerintah antara lain program
wirausaha 1000 sarjana, pelatihan kewirausahaan, Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL), program pembiayaan CSR, PNPM Mandiri, dan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun ini ditarget menyerap Rp 20
triliun.
Ir. Ciputra : 10% Total Anggaran Pendidikan untuk Pelatihan dan Pendidikan Entrepreneur
Salah
satu peraih penghargaan Pembina kewirausahaan terbaik menggerakkan
kewirausahaan, Ir. Ciputra mengatakan, Gerakan Kewirausahaan Nasional
yang digaungkan merupakan suatu langkah yang luar biasa. Dia berharap
Indonesia betul-betul menjadi negara entrepreneur dengan menciptakan 45
juta entrepreneur baru dalam waktu 25 tahun.
“Sekarang
sudah diproklamirkan. Kemudian, bagaimana implementasinya? Ada lima
yang harus kita lakukan, antara lain yang penting yaitu, supaya sekolah
kita dari sekolah dasar sampai universitas, mempunyai program
entrepreneur,” terang Ir. Ciputra. Dia menambahkan, entrepreneur itu
berupa mind set, value dan karakter yang kemudian bisa jadi budaya.
Budaya lalu menciptakan peradaban (civilization). Oleh Karen itu, makin
muda seseorang belajar entrepreneur, semakin matang dia. Kita mulai
dari kecil, menengah, besar, dan internasional. Implementasinya, satu
pihak ada pelatihan, satu pihak implementasinya. Pelatihan harus
menyiapkan sumber daya manusia, terutama peranan dari P & K.
Kemudian implementasi departemen-departemen lain, terutama departemen
koperasi & UKM.
Yang
menjadi kesulitan bagi masyarakat Indonesia, tidak memiliki orang tua
entrepreneur. Disamping itu, tidak cukup lingkungan entrepreneur, dan
tidak cukup sekolah tempat pelatihan entrepreneur. Sedangkan
entrepreneur menurut Ciputra lahir dari orang tua, dari lingkungan,
atau dari sekolah. Hal itu yang menyebabkan lebih sulit bagi Indonesia
untuk melahirkan entrepreneur. Tapi, lanjutnya, kita harus cerdas.
“(Jika)Anda tidak bisa ciptakan orang tua. (Maka) Anda harus berusaha
menciptakan lingkungan,” tandasnya. Sekolah diganti menjadi
entrepreneur center. Kemudian sekolah juga harus punya kurikulum
entrepreneur. Lebih dini anak belajar, lebih berkesempatan untuknya
berhasil dan bisa menjadi besar. Oleh karena itu, tamatan SMK atau
universtas, serahkan kepada departemen, misalnya departemen koperasi
& UKM. Sekalian berikan kredit (modal usaha).
“Saya
minta 10% saja dari total anggaran pendidikan khusus untuk pendidikan
dan pelatihan entrepreneur. KUR sudah ada. Sekarang, khusus untuk
pendidikan dan pelatihan. 10% dari 20 triliun (anggaran pendidikan
negara) kali 25 tahun, hanya 500 triliun. Kenaikan entrepreneur kita
akan naik jadi 2%. GDP akan naik kira-kira 4 kali lipat,” paparnya.
Ciputra menambahkan saat ini, jumlah entrepreneur yang dimiliki
Indonesia kira-kira 0,25%. Malaysia sudah 2%, Thailand 4%, dan
Singapura 7%. Untuk mengejarnya, mesti dimulai dengan pelatihan dan
pendidikan. Kemudian sediakan fasilitas. Entrepreneur center
diberlakukan. Kredit diusahakan. Ia mengibaratkan, Anda punya anak,
bagaimana dia menjadi pengusaha kalau Anda sendiri bukan pengusaha.
Anda punya lingkungan tidak sesuai untuk dia belajar. Jadi harus
berlatih di sekolah.
Chairul Tanjung: Pengusaha Harus Punya Semangat Yang Besar
Bos
Para Group Chairul Tanjung, yang juga hadir dalam moment tersebut
mengatakan, banyaknya bermunculan wirausaha muda merupakan petanda yang
bagus karena masyarakat mulai senang dan menekuni dunia wirausaha. Dia
juga membagi beberapa pengalamannya dalam menekuni dunia usaha hingga
bisa meraih kesuksesan saat ini. Pertama, pengusaha harus punya
semangat yang besar. Semangat tersebut jangan pernah pudar. “Terus
bangkit jika menghadapi cobaan, karena itu bagian dari proses untuk
menjadi besar,” kata pemilik Trans Corp ini.
Kedua,
pengusaha harus memiliki kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud Chairul
Tanjung bukan dilihat dari kecerdasan ilmu, namun cerdas melihat
peluang pasar dan peluang-peluang yang lain. Sekecil apapun peluang itu
harus dipegang, jangan sampai terlewatkan atau lepas. Sebab, peluang
sama dengan momentum yang tidak datang untuk kedua kalinya. Kemudian,
pengusaha juga harus pintar melihat peluang yang dekat-dekat saja.
“Lihat di sekitar kita peluang yang bisa kita kembangkan,” tandasnya.
“Jika
sesorang peka dalam melihat peluang, maka biasanya dapat
mengakumulasikan sumberdaya yang begitu besar dan menguntungkan. Siapa
yang pertamakali melihat peluang itu, dia pasti akan lebih dulu
menikmati kesuksesan. Maka itu, pengusaha harus pintar dan cekatan
memanfaatkan setiap peluang yang ada,” paparnya. Ingat, tangkap peluang
sekecil apapun.
BNI Syariah: Bank Terbantu Adanya KUR
Masih
dalam event yang sama, Direktur BNI Syariah Hanawijaya mengatakan,
porsi kredit pembiayaan UMKM memang menjadi prioritas BNI Syariah. Di
2011, bank yang dipimpinnya ini menargetkan penyaluran 25% - 35%. “KUR
adalah salah satu pintu masuk kita untuk mengembangkan UMKM. Karena,
program tersebut menurut pendapat bank, baik,” ucapnya. Penyaluran
pembiayaan KUR tetap melalui prosedur bank, namun jika terjadi sesuatu
dengan nasabah, bank dicover sebesar 70%. “Itu kan bagus untuk bank,”
tambahnya.
Selain
itu, target penyaluran KUR merupakan wirausaha-wirausaha baru yang
secara bankable – karena alasan jaminan – tidak masuk, tetapi secara
cash flow usaha, dia baik. Karena
itu, kata Hana Wijaya, pihak bank terbantu sekali dengan mendapat
kesempatan ikut program KUR. “Menurut saya, program ini (KUR) merupakan
salah satu program jenius bagi pemerintahan sekarang,” ungkapnya.
Sebab, bank susah mengakses orang yang non bankable tadi. Kedua, ini
bisa jadi modal utama bagi bank untuk membiayai entrepreneur baru. BNI
Syariah sendiri, berhasil membuat 791 nasabah KUR-nya naik kelas
menjadi komersial pada 2010. “Kita kasih modal KUR dulu, lama-lama cash
flow-nya dapat memberi Kapital. Kapitalnya sekarang dijaminkan, dia
lepas dari KUR. Jadi UMKM melalui KUR ini adalah salah satu jalan
keluar bagi bank yang ada kesulitan dibidang akses ke UMKM, terutama
UMKM baru,” kata Hanawijaya.
Ketua
Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian RI: Gerakan Wirausaha Makin Massif dan
Membesar
Menurut
Ketua Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Handito Hadi Joewono,
pencanangan GKN membuat gerakan wirausaha semakin massif dan membesar.
Terkait itu, Tim Koordinasi yang bertugas menciptakan wirausaha baru di
Indonesia melakukan beberapa program yang dijalankan secara bertahap. Diantaranya membuat modul yang aplikatif berisi lesson learn atau true story yang biasa ditemukan di lapangan. Modul yang akan dibuat mencakup berbagai bidang, misalnya selling.
“Pengembangan
wirausaha kami bagi dalam beberapa tahap,” ungkap Handito. Pertama,
tahap pembenihan, yaitu tahap untuk mendorong masyarakat yang akan
memulai bisnis baru. Misalnya dengan ceramah, media massa, seminar
motivasi bisnis, workshop simulasi bisnis, dll. Tahap kedua, penempaan.
Bagi calon wirausaha kreatif yang mempunyai niat kuat, akan dilakukan
penempaan berupa pengadaan pelatihan-pelatihan seperti simulasi bisnis
riil, kompetensi wirausaha, standar kompetensi, pelatihan
kewirausahaan, dll. Tahap ketiga adalah pengembangan, yang akan
dilakukan dengan cara pembukaan akses pasar, pembiayaan usaha, pameran
& misi dagang, dll. “Jadi yang akan kita kembangkan bukan wirausaha
baru yang baru mau berbisnis. Tapi sudah mempunyai usaha namun belum
berkembang,” jelas Chief Strategi Consultant Arbey Indonesia ini. Para
wirausaha kreatif tersebut nantinya diseleksi untuk masuk di jenjang
pembenihan, penempaan, dan pengembangan. (Disalin dari: Ade Ahyat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan posting komentar Anda, insya Allah berguna...